Pengabdian Masyarakat Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Dasar Islam (Tantangan Belajar IPA Dan Inovasi Nya Dalam Pembelajaran Di Madrasah Ibtidaiyah)
Di tulis oleh : Aisyah Muchsin (Mahasiswi Semester 1 STIT Al-Izzah)
IPA sangat penting dipelajari oleh semua kalangan dan juga oleh semua jenjang pendidikan baik tingkat SD/MI SMA/SMA, SMK/MAK. IPA untuk jenjang SD/MI mempelajari tentang pengenalan terhadap alam untuk mempunyai sikap yang bijaksana dalam menjaga lingkungan dan mengetahui fenomena alam sekaligus mempunyai dasar dalam menyikapinya.
Dengan mempelajari IPA, siswa akan menambah wawasan, ilmu, konsep, dan metode tentang pengetahuan alam di sekitar dan kemampuan berketerampilan dalam proses untuk mengetahui produk kajian sains.
Dalam implementasi IPA didalam kehidupan sehari-hari, manusia dapat mengidentifikasi masalah-masalah sains dalam kehidupan dan merefleksikannya dengan cara-cara yang bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan seperti halnya ikut menjaga, mengelola dan melestarikan alam. Antisipasi-antisipasi seperti ini mungkin sangat sederhana tetapi tidak semua orang melakukannya, karena tidak mengetahui dampak buruk terhadap lingkungan sekitar seperti dampak terhadap makhluk hidup lainnya dan timbulnya penyakit.
Maka dari itu, sangat penting bagi anak MI untuk mempelajari IPA sebagai stimulus rasa ingin tahu yang radikal, unversal dan kritis untuk keberlanjutan proses mengetahui produk IPA sampai tingkat Perguruan tinggi bahkan untuk penelitian yang bersifat ilmiah .
Pembelajaran IPA di MI merupakan bagian dari gerbang awal dalam memperkenalkan sains untuk siswa tingkat dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi latar belakang Pendidikan dan pengalaman mengajar guru yang mengajar IPA di madrasah ibtidaiyah (MI), serta strategi, tantangan dan cara mengatasi dalam membelajarkan IPA di MI.
tantangan dalam mengajar IPA di MI diantaranya adalah: kurangnya sarana prasarana, kurangnya kesempatan guru dalam mengikuti kegiatan untuk pengembangan profesionalismenya, keterbatasan bahan ajar, keterbatasan pengembangan strategi mengajar, serta rendahnya kemampuan inkuiri siswa. Beberapa alternatif untuk menghadapi tantangan tersebut diantaranya adalah guru aktif mengikuti pelatihan, workshop, dan seminar sehingga tetap dapat mengikuti perkembangan pembelajaran. Selain itu, direkomendasikan bagi para pemangku kebijakan untuk berperan aktif dalam mengoptimalkan pemenuhan sarana prasarana pembelajaran dan menyelenggarakan pengembangan profesionalisme guru secara masif dan menyeluruh.