Tantangan Pembelajaran IPA dan Inovasinya
Oleh: Trianita Purwiasih (Mahasiswi Semester I STIT Al-Izzah Samarinda)
Mengapa kita harus belajar IPA?
Karena sangat berpengaruh dan juga bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari serta di kehidupan pribadi kita. Dapat mengembangkan teknologi Agar tidak tertinggal dengan Negara lain dan juga meningkatkan kenyamanan hidup menjadi bangsa yang produsen.
Pembelajaran IPA yang mengajak siswa untuk belajar di luar kelas atau di alam terbuka (Outdoor Learning) juga dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang alam. Kegiatan ini memungkinkan siswa untuk melihat dan merasakan langsung fenomena alam yang mereka pelajari di kelas. Narasumber: Dr. Andi Setiawan, M.Pd. Dosen Pendidikan IPA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Hakikat IPA terdiri dari 4 :
- Body of Knowl Edge
- Teori
- Generalisasi
- Konsep
- Fakta
- Ways of Investigating
- Basic
- Integrated
- Ways of Thinking
- Jujur
- Disiplin
- Teliti
- Rasa ingin tahu
- Skeptis
- Aplication
- Enginering
- Technology
- Everyday life
Manfaat IPA dalam pelajaran SD/MI sangat penting, antara lain:
- Mengembangkan rasa ingin tahu. Membantu siswa untuk lebih peka terhadap hal-hal yang terjadi di sekitar mereka.
- Melatih keterampilan berpikir kritis. Melalui eksperimen dan pengamatan, siswa diajak untuk berpikir logis, analitis, dan memecahkan masalah.
- Menumbuhkan sikap ilmiah. Mengajarkan siswa untuk selalu mencari bukti dan fakta dalam menyelesaikan suatu masalah.
- Meningkatkan kreativitas. Mengajak siswa untuk berpikir kreatif dalam mencari solusi dari berbagai masalah yang dihadapi, baik itu di kelas maupun dalam kehidupan sehari-hari.
- Memperkenalkan teknologi dan inovasi. Membuka wawasan siswa tentang perkembangan teknologi dan inovasi yang berpengaruh pada kehidupan sehari-hari.
(Referensi:buku kurikulum 2013, buku pedoman pendidikan, laporan dan penelitian di bidang pendidikan).
Pembelajaran IPA dari generasi ke generasi.
Untuk generasi awal saat belajar tentang IPA, hanya menghafal materi seperti menghafal nama-nama benda, Konsep-konsep dasar, dan fenomena alam tanpa bereksperimen dengan kata lain hanya belajar melalui buku dan teks.
Generasi tengah/gen milenial, sudah mulai memasuki pembelajaran dengan bereksperimen/ praktek menggunakan alat dan bahan, siswa sudah mulai meneliti, menguji hasil eksperimen mereka dan memahami fenomena alam secara ilmiah.
Generasi modern/gen Z, pendidikan di era ini lebih ke pengetahuan siswa itu sendiri dengan diskusi dari pengalaman dan reaksi mereka, seperti dari makanan yang di fermentasi, dan makanan instan.
Generasi digital/gen Alfa, sudah mulai memasuki era digital dan belajar menggunakan teknologi seperti komputer, dan handphone melalu video pembelajaran dan dapat menambah wawasan siswa tentang dunia dengan memanfaatkan teknologi.
VUCA World. Singkatan dari kata Vision, Undestanding, Clarity, Agility.
- Vision yaitu belajar dengan berorientasi bertujuan agar siswa dapat memahami dan menerapkan pengetahuan serta dapat menyelesaikan masalah.
- Undestanding yaitu mendorong dan mengasah kemampuan guru dalam memahami kebutuhan murid, dan bisa menjelaskan tentang pengetahuan IPA secara menarik agar murid menjadi antusias dalam belajar.
- Clarity yaitu menyampaikan materi dengan sederhana dan jelas agar murid mendapat pengetahuan yang benar sesuai pelajaran dan mudah di pahami.
- Agility yaitu guru dapat beradaptasi dengan perubahan kurikulum dan metode pembelajaran sehingga bisa menyampaikan pelajaran sesuai kurikulum yang di terapkan.
Pelajaran IPA memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang dunia sekitar dan bagaimana fenomena alam terjadi. Dengan mempelajari IPA, kita dapat mengembangkan rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis dan logis, serta keterampilan dalam menyelesaikan masalah.