Stunting: Ancaman bagi Generasi Masa Depan
Ditulis oleh: Titin Sunarti
Pengertian Stunting
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Kondisi ini ditandai dengan tinggi badan yang berada di bawah standar untuk usianya. Stunting biasanya mulai terjadi sejak janin masih dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.
Penyebab Stunting
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya stunting antara lain:
1. Asupan Gizi yang Tidak Memadai: Kekurangan asupan nutrisi penting selama masa kehamilan dan masa awal kehidupan anak dapat menyebabkan pertumbuhan yang terhambat.
2. Infeksi Berulang: Penyakit infeksi yang sering terjadi pada anak, seperti diare dan infeksi saluran pernapasan, dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan memperburuk status gizi anak.
3. Stimulasi Psikososial yang Kurang: Kurangnya stimulasi mental dan emosional pada anak dapat mempengaruhi perkembangan otak dan pertumbuhan fisik mereka.
4. Faktor Sosial Ekonomi: Kondisi ekonomi keluarga yang kurang mendukung dapat membatasi akses terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan yang memadai.
Penelitian menunjukkan bahwa riwayat penyakit infeksi merupakan faktor penyebab langsung yang paling berperan terhadap kejadian stunting.
Dampak Stunting
Stunting memiliki dampak jangka panjang yang signifikan terhadap anak, antara lain:
Pertumbuhan Fisik Terhambat: Anak dengan stunting memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya.
Perkembangan Kognitif Terganggu: Stunting dapat mempengaruhi perkembangan otak, yang berdampak pada kemampuan belajar dan prestasi akademik anak.
Kerentanan terhadap Penyakit: Anak yang mengalami stunting lebih rentan terhadap penyakit menular dan tidak menular akibat sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Produktivitas Menurun di Masa Dewasa: Stunting dapat berdampak pada produktivitas dan kapasitas kerja individu saat dewasa, yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas sumber daya manusia secara keseluruhan.
Stunting bukan hanya masalah gangguan pertumbuhan fisik saja, namun juga mengakibatkan anak menjadi mudah sakit, serta terjadi gangguan perkembangan otak dan kecerdasan.
Upaya Pencegahan dan Penanganan Stunting
Untuk mencegah dan mengatasi stunting, diperlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai pihak, antara lain:
1. Edukasi Gizi: Memberikan edukasi kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan keluarga mengenai pentingnya asupan gizi seimbang dan praktik pemberian makan yang baik untuk anak.
2. Pemberian Makanan Tambahan: Menyediakan makanan tambahan yang bergizi bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita yang berisiko mengalami kekurangan gizi.
3. Peningkatan Akses Layanan Kesehatan: Memastikan akses yang mudah dan terjangkau ke layanan kesehatan, termasuk imunisasi, pemeriksaan rutin, dan pengobatan penyakit infeksi.
4. Perbaikan Sanitasi dan Kebersihan Lingkungan: Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi yang layak untuk mencegah infeksi yang dapat mempengaruhi status gizi anak.
5. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga: Meningkatkan kondisi ekonomi keluarga melalui program pemberdayaan dan bantuan sosial untuk memastikan kemampuan menyediakan makanan bergizi dan akses layanan kesehatan.
Hasil telaah dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa pencegahan stunting yang efektif dapat dilakukan dengan cara pemberian edukasi gizi pada pihak yang berpengaruh (kader, ibu balita, ibu hamil, dan calon ibu), pembentukan kelompok belajar untuk ibu balita, dan pemberian makanan tambahan untuk balita.
Sumber : jurnal Universitas Muhammadiyah Jakarta